ALASAN BERALASAN
Ada seseorang yang bercerita tentang hebatnya seseorang yang berinfak begitu besarnya. Sambil terkagum-kagum dia menceritakan bagaimana hebatnya orang kaya ini menyumbang dengan angka sumbangan yang luar biasa besar.
Saya tanya, "Apakah Anda mau seperti orang kaya
tersebut?"
Dia menjawab, "Tentu saja saya mau."
"Anda akan bisa seperti dia, kalau Anda tahu caranya."
"Memang bagaimana caranya?" tanya dia.
Saya katakan, "Anda harus memiliki pembimbing. Anda harus mau belajar, membaca buku, ebook, atau mengikuti seminar."
"Tapi kan biayanya mahal." Dia merespon.
"Anda serius ingin berubah?" tanya saya.
Dia menjawab, "Tentu saja serius, tapi saya tidak punya uang untuk belajar seperti itu."
Saya jelaskan kepada dia, "Tentu akan perlu biaya. Jika Anda serius ingin belajar, maka Anda harusnya punya usaha untuk mendapatkan uang agar bisa belajar lebih baik."
"Tapi kan..."
Dia terus mengoceh dengan berbagai alasan.Saya lihat dia kreatif untuk mengeluarkan berbagai alasan. Mungkin alasannya benar bagi dia. Sayangnya, alasan tersebut tidak akan mengubah dia. Hanya tindakanya nyata yang membuat dia berubah. Bukan alasan.
Sayangnya...
Kebanyakan orang punya "alasan" untuk "beralasan".
Saya tanya, "Apakah Anda mau seperti orang kaya
tersebut?"
Dia menjawab, "Tentu saja saya mau."
"Anda akan bisa seperti dia, kalau Anda tahu caranya."
"Memang bagaimana caranya?" tanya dia.
Saya katakan, "Anda harus memiliki pembimbing. Anda harus mau belajar, membaca buku, ebook, atau mengikuti seminar."
"Tapi kan biayanya mahal." Dia merespon.
"Anda serius ingin berubah?" tanya saya.
Dia menjawab, "Tentu saja serius, tapi saya tidak punya uang untuk belajar seperti itu."
Saya jelaskan kepada dia, "Tentu akan perlu biaya. Jika Anda serius ingin belajar, maka Anda harusnya punya usaha untuk mendapatkan uang agar bisa belajar lebih baik."
"Tapi kan..."
Dia terus mengoceh dengan berbagai alasan.Saya lihat dia kreatif untuk mengeluarkan berbagai alasan. Mungkin alasannya benar bagi dia. Sayangnya, alasan tersebut tidak akan mengubah dia. Hanya tindakanya nyata yang membuat dia berubah. Bukan alasan.
Sayangnya...
Kebanyakan orang punya "alasan" untuk "beralasan".